Sebuah Rindu Kutanam di Matamu

by - July 13, 2018



Sebuah rindu kutanam di matamu. Kuberi pupuk yang kudapat dari memori-memori di masa lalu. Kusiram kemarin dengan lelah-lelahku, kusiram hari ini dengan kesibukanku, kusiram besok dengan kekhawatiranku, kusiram lusa dengan senyumanmu. Tentu saja senyuman yang kudapat dari folder biru.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Tiap pagi kukecup pelan-pelan agar tak membangunkanmu. Tiap tengah hari kuajak ia bergandengan sembari bercerita tentangmu. Tiap sore datang kuperdengarkan ia lagu-lagu yang syahdu agar ia tumbuh menjadi rindu yang sangat merindu. Dan tiap langit mulai melukis malam, kubiarkan ia berlama-lama menemanimu. Agar sendirimu tak terlalu sendu.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Ia tumbuh perlahan dan mulai merasa nyaman dengan teduhnya tatapanmu. Ia tumbuh pelan-pelan dan mulai merasa enggan meninggalkanmu. Tapi ia juga mengakar dengan kuat hingga mungkin melukaimu. Tapi ia juga mengakar dengan rekat hingga mungkin menyesakkanmu. Hingga mungkin lama-lama membuatmu membenciku.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Kupikir ia bisa tumbuh dan membuahkan seikat waktu untuk menatapmu. Kupikir ia bisa memberi kesempatan untuk menyampaikan apa yang perlu kau tahu. Tapi lalu mungkin ia terlalu merepotkan untuk menjadi tamu. Tapi lalu mungkin ia terlalu tak tahu diri untuk menjadi temanmu. Mungkin ia terlalu menyakitkan untuk terus ada disitu.

Sebuah rindu memang kutanam di matamu. Tapi kini ketika kau memilih untuk terpejam, maka hilang pula tempat dan kehidupan untuk rinduku, dan untuk hatiku.

You May Also Like

0 comments