Powered by Blogger.

SANDWICH TOAST

Feelings and thoughts of mine



Tak ada yang istimewa dari kotamu. Bagiku, ia hanya salah satu di antara kota-kota sibuk, yang membuatmu melupakan tidurmu dan membuatmu merelakan umurmu. Ia tak lebih rapi dari kemeja yang kau pakai di setiap pagimu. Ia juga tak lebih bersih dari sisa makan siang di piringmu. Hanya saja, meski ia sangat membuatmu kelelahan dari pagi hingga pagi lagi, kota itu tetap jadi favoritmu.

Sungguh, tak ada yang menarik di kotamu. Jika bukan karena kau ada disana, sekedar mengunjunginya pun aku tak mau. Sama panasnya dengan Surabaya, sama sempitnya dengan Jakarta, sama sekali tak mirip Jogja yang selalu membuatku rindu. Meski begitu, kau sebut ia tempat pulangmu, kau taruh hatimu disitu.

Mungkin sebenarnya bukan hanya karena kota itu memberimu ruang untuk menjalani kehidupan, kurasa bukan hanya karena itu. Mungkin saja, karena di kota itu selepas petang, akan ada sesimpul senyuman yang meleburkan semua bebanmu. Mungkin saja, karena di kota itu selepas petang, akan ada sepasang telinga yang mendengarkan semua keluhmu. Mungkin saja, karena di kota itu selepas petang, akan ada perempuan yang tak perlu membuatmu menanggung rindu.

Tak ada yang istimewa dari kotamu. Bagiku, kota itu hanyalah kota dimana kau berhasil bahagia, tanpa aku. Dan seperti itulah bagaimana aku mengingat kotamu.
July 30, 2018 2 comments


Di sebuah ruang yang terkunci rapat di dalam sana, di antara tumpukan memori yang memenuhi sudut, ada sebuah folder biru. Folder biru adalah folder favortiku. Dimana duniaku kulipat kecil-kecil dan kumasukkan ke dalam situ. Dimana rekaman-rekaman senyumanmu kukemas hati-hati dan kumasukkan ke dalam situ. Dimana hal-hal sepele tentangmu kukumpulkan sedikit demi sedikit dan kumasukkan ke dalam situ. Dimana sosokmu waktu itu hidup di dalam situ, di dalam dunia kecilku, di sebuah folder biru.

Di sebuah ruang yang berpintu kuat di dalam sana, di samping rak-rak penuh dengan berbagai catatan masa lalu, ada sebuah folder biru. Folder biru adalah folder kesukaanku. Yang akan kudatangi ketika bahkan tempat pensilku mengingatkanku padamu. Yang akan kudatangi ketika bahkan di langit-langit kamarku terlukis wajahmu. Yang akan kudatangi ketika bahkan jalanan malam bersama lirik-lirik lirih bercumbu lalu membuatku merindukanmu. 

Di sebuah ruang dengan jendela lebar-lebar di dalam sana, di bawah lukisan-lukisan yang pernah terekam oleh mataku, ada sebuah folder biru. Folder biru adalah folder yang berisikan tentangmu. Berkali-kali kubersihkan celah-celahnya, berhari-hari kurapikan isinya, bertahun-tahun tetap kurawat tiap rasa yang ada di dalam situ. Tiap kali akan kuambil beberapa kenangan dari situ, kubawa ke kamar, kulihat-lihat sambil kuputarkan lagu kesukaanmu. Tiap hari akan kuambil beberapa memori dari situ, kujadikan mereka air-air yang akan menumbuhkan rindu yang sedang kutanam di matamu. Tiap tahun akan kupanggil ingatan-ingatan dari dalam situ, kukecup satu per satu, lalu kubiarkan mereka perlahan tumbuh menjadi nyata di dunia kecilku itu.
July 24, 2018 No comments


Satu hari di musim penghujan, aku terbangun oleh keheningan yang membusuk di sudut ruangan. Baunya menyengat kuat, menyebar ke langit-langit, mengotori dinding, hingga meredupkan perapian. Yang bisa kulihat hanya dingin, yang bisa kurasa hanya samar dan yang bisa kudengar hanya kesedihan. Tapi aku, yang masih lelah setelah berjuang memahami tiap alasan yang kau berikan, hanya mampu membiarkan. Lalu mencoba kembali lelap, lagi-lagi memaklumi kepedihan.

Satu hari di musim penghujan, aku terbangun oleh kepergian yang menangis di halaman depan. Sedunya menyiksa perasaan, menembus pintu ruang tamu yang terkunci rapat, juga mengusir kebahagiaan yang hanya tersisa di ingatan. Aku hanya menengok dari jendela, tak punya cukup kekuatan untuk menenangkan. Aku hanya ikut menyumbang satu dua tetes air hujan, yang terkumpul jadi satu di mataku karena tak cukup berani untuk memintamu mengubah keputusan. Lalu mencoba kembali terpejam, memaklumi takdir-takdir yang tak sesuai keinginan.

Satu hari di musim penghujan, aku terbangun. Entah karena ketiadaan yang telah tumbuh memenuhi rumah, entah karena kekosongan yang telah menelanku mentah-mentah, entah karena kehilangan yang telah mengambil semua yang ingin kuperjuangkan. Tapi kali ini aku bangun, membukakan pintu, membelai mereka satu per satu dan membiarkan mereka menemaniku melanjutkan kehidupan.
July 19, 2018 No comments


Akan ada seseorang yang mengingat hal-hal kecil yang kau lakukan. Yang mungkin bahkan kau tak menyadarinya, yang mungkin bahkan kau tak lagi mengingatnya. Seperti selukis senyum pada suatu sore di bulan Juni. Yang padahal kau tujukan untuk menyapa kawan lama. Yang lalu kau sambung dengan tawa karena celetukan mereka. Kau pasti sudah lupa, tapi seseorang itu hingga kini mengingatnya.

Akan ada seseorang yang mengingat hal-hal kecil yang kau lakukan. Yang mungkin bahkan tak kau hiraukan, yang mungkin bahkan tak jadi hal besar untuk kau kenang. Seperti sebuah pesan yang kau kirimkan pada malam itu di akhir pertemuan, menawarkan diri untuk mengantar pulang. Yang mungkin sebenarnya hanya sebuah sikap sopan, yang mungkin sebenarnya hanya basa-basi untuk mengisi keheningan. Kau pasti sudah lupa, tapi seseorang itu hingga kini mengingatnya.

Akan ada seseorang yang mengingat hal-hal kecil yang kau lakukan. Yang mungkin bahkan tak penting untuk kembali dibicarakan, yang mungkin bahkan tak perlu dipedulikan. Seperti teduhnya wajahmu yang datang selepas petang di sebuah perpisahan, terduduk tenang, lalu mencoba memulai percakapan. Dengan es krim yang kau jadikan teman untuk menutup kecanggungan. Kau pasti sudah lupa, tapi seseorang itu hingga kini mengingatnya.

Mungkin hal-hal kecil itu tak pernah berarti buatmu. Tapi bagi seseorang itu, seperti itulah bagaimana ia mengingatmu dan lalu merindukanmu.
July 14, 2018 No comments


Sebuah rindu kutanam di matamu. Kuberi pupuk yang kudapat dari memori-memori di masa lalu. Kusiram kemarin dengan lelah-lelahku, kusiram hari ini dengan kesibukanku, kusiram besok dengan kekhawatiranku, kusiram lusa dengan senyumanmu. Tentu saja senyuman yang kudapat dari folder biru.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Tiap pagi kukecup pelan-pelan agar tak membangunkanmu. Tiap tengah hari kuajak ia bergandengan sembari bercerita tentangmu. Tiap sore datang kuperdengarkan ia lagu-lagu yang syahdu agar ia tumbuh menjadi rindu yang sangat merindu. Dan tiap langit mulai melukis malam, kubiarkan ia berlama-lama menemanimu. Agar sendirimu tak terlalu sendu.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Ia tumbuh perlahan dan mulai merasa nyaman dengan teduhnya tatapanmu. Ia tumbuh pelan-pelan dan mulai merasa enggan meninggalkanmu. Tapi ia juga mengakar dengan kuat hingga mungkin melukaimu. Tapi ia juga mengakar dengan rekat hingga mungkin menyesakkanmu. Hingga mungkin lama-lama membuatmu membenciku.

Sebuah rindu kutanam di matamu. Kupikir ia bisa tumbuh dan membuahkan seikat waktu untuk menatapmu. Kupikir ia bisa memberi kesempatan untuk menyampaikan apa yang perlu kau tahu. Tapi lalu mungkin ia terlalu merepotkan untuk menjadi tamu. Tapi lalu mungkin ia terlalu tak tahu diri untuk menjadi temanmu. Mungkin ia terlalu menyakitkan untuk terus ada disitu.

Sebuah rindu memang kutanam di matamu. Tapi kini ketika kau memilih untuk terpejam, maka hilang pula tempat dan kehidupan untuk rinduku, dan untuk hatiku.
July 13, 2018 No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

Anggun Mayasari
View my complete profile

Instagram

Categories

  • LYRIC (4)
  • POETRY PROSE (34)
  • THOUGHT (3)
  • TRAVEL DIARY (3)

Blog Archive

  • ►  2019 (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2018 (29)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ▼  July (5)
      • Seperti Itulah Bagaimana Aku Mengingat Kotamu
      • Folder Biru
      • Satu Hari di Musim Penghujan
      • Seseorang Itu
      • Sebuah Rindu Kutanam di Matamu
    • ►  June (8)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2017 (2)
    • ►  July (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  October (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)

///

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates