Hingga Tenang - Figura Renata

by - May 24, 2018



Penyanyi: Figura Renata
Album: Figura Renata
Pencipta: Figura Renata

Lirik:

puisikan
bayang kelam
menantikan
geram genggam

bilamana dia datang
sedetikpun kembali pulang
biarkan berterus terang
hingga tenang

puisikan
semerbak hujan
merangsang ingatan
menggantikan kelam

puisikan
semerbak hujan
merangsang ingatan
menggantikan kelam

bersabarlah
sementara
biarkan sinarnya
selimuti raga
hingga kau merasa penat yang tak terbendung itu
terhilang dan sirna
dihempas sang surya
kini yang tersisa luapan samudera membiru
hingga tenang

biarkan sinarnya
selimuti raga
hingga kau merasa penat yang tak terbendung itu
terhilang dan sirna
dihempas sang surya
kini yang tersisa luapan samudera membiru

hingga tenang
hingga tenang

___

Sebenernya tahu lagu ini belum lama hahaha padahal udah album lama, tapi udah sempet dengerin lagu yang lain sebelumnya (Rasa dan Karsa, Mala). Disebut-sebut sih Figura Renata yang paling cocok menggantikan kepergian Banda Neira, walaupun ya pasti masing-masing punya sesuatu yang berbeda.

Saya bukan pengamat musik, haha. Belajar musik cuma dua semester di SMA. Itupun pegang drum yang nggak perlu ngerti not balok. LOL. Bukan juga pengikut setia band-band indie. Saya cuma mengandalkan kuping. Kalau kuping oke, masuk ke pikiran juga oke, ya saya juga oke. Hehe. Cuma nggak tau kenapa, memang nyantolnya selama ini ke musik-musik yang katanya bergenre indie, folks, sama alternative rock haha. Pokoknya asal asik buat chilling. Yang kalo didengerin sambil merem bisa seperti melambatkan tempo putaran dunia dan membuat kita merasakan ke tiap detik yang berlalu. Halah.

Oke, kembali ke lagu Hingga Tenang. Pertama nemu lagu ini pas lagi galau dan sendirian di perjalanan kereta dari kampus mau pulang ke rumah. Biasa, kan hobinya galau ya. Waktu itu winter belum kelar, tapi musim semi sudah colong-colong. Beberapa pohon sudah berdaun, beberapa lagi masih mengusahakan. Beberapa rumah sudah berhias bunga di halaman depannya, beberapa masih membiarkan winter berkemas. Dan ketika lagu ini masuk ke telinga, itu waktu lewat ladang luas banget yang ditumbuhi bunga kuning. Petikan gitarnya bikin merinding, euy. Memanggil semua yang tertahan di kepala. Dan nggak perlu merem untuk bisa merasa waktu melambat, dan mengingat setiap jeda detiknya.

Saya punya pemikiran sendiri mengenai lagu ini. Bagi saya, ini lagu yang akan saya nyanyikan untuk 'diri saya' sendiri yang sedang mengecil dan hampir menghilang di dalam sana. Maksudnya, saya selalu merasa semakin lama saya memiliki jarak dengan 'diri saya' yang 'sebenarnya', atau mungkin lebih tepatnya 'diri saya' yang 'seharusnya'. Saya merasa 'diri saya' makin mengecil di sudut yang tak terlihat, hingga mungkin sebentar lagi menghilang. Lagu ini seperti menyampaikan pesan bahwa saya harus membiarkan 'diri saya' perlahan menghadapi apa yang perlu dihadapi, menerima apa yang harus diterima, merelakan apa yang semestinya direlakan. Lalu, saya harus membiarkan 'diri saya' perlahan keluar dari persembunyiannya, keluar dari rasa bersalahnya, keluar dari rasa takutnya dan kembali pada saya. Hahaha maap ini ngomong apa ya.

Pokoknya gitu. Saya nggak tau ini tulisan macam apa, cuma ingin cerita aja. Yasudah. Hehe.

You May Also Like

0 comments