Dan Inilah Hatiku pada Dini Hari Tanggal 5 Januari

by - July 23, 2016




Dan inilah hatiku pada dini hari tanggal 5 Januari. Kepingnya saling mencari peluk sisi sama sisi. Puingnya masih meraba-raba mana pasangan kanan kiri. Bukan hari ini dia rapuh melebur diri, hanya saja alarmnya berbunyi lagi -- membuatnya terkejut lalu menjatuhkan diri.

Inilah hatiku pada dini hari tanggal 5 Januari. Ia terbelah jadi banyak porsi. Itu buatmu, ini buatnya, itu buat entah siapa lagi. Ia bukan ingin bermain api. Ia hanya belum sanggup lagi menyerahkan diri, membiarkan dirinya menjadi kata kerja paling dinanti. Ia masih ingin kamu mengerti, bahwa pagi ini ia tengah berusaha mengamini.

Inilah hatiku pada dini hari tanggal 5 Januari. Ia merengek kesana kesini, mencoba meminta arti. Tapi tak kunjung pula kamu mengerti, bahwa ia pun belum menyadari. Jika ia adalah detik yang mengitari, ia bersemoga kamulah spasi yang memberi janji untuk nanti yang kita nanti. Jika ia adalah sesuatu yang tidak pasti, ia bersemoga kamulah titik yang mengakhiri.

Inilah hatiku pada dini hari tanggal 5 Januari. Di sela kedip dan basah di pipi, ia masih mencoba berjalan kesana kemari, mencari apa yang belum disadari. Merasa perlu menangisi hal-hal yang tak kunjung ia pahami. Masih terus mencoba berdiri dan mengusap luka sendiri. Dan masih saja terlalu bodoh untuk mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Inilah hatiku pada dini hari tanggal 5 Januari. Tak hanya hari ini ia lelah menanyai diri sendiri. Bukan pertama kali juga ia mencoba menampar pipi sendiri. Berharap seperti di tv, bahwa ia akan segera bangun dari mimpi.

Dan terus bersemoga, ia tak akan menyakiti.

You May Also Like

0 comments