Tentang Teman #Sharing

by - March 02, 2018



Salah satu yang mungkin ikut berubah seiring dengan bertambahnya usia kita adalah cara kita memandang atau menghargai sebuah pertemanan. Dan ini merupakan salah satu topik yang sering saya diskusikan bersama teman-teman ngobrol saya.

Semua orang pasti memiliki teman, terlepas dari terjalin di hubungan pertemanan yang seperti apa. Banyak yang berkata bahwa semakin kamu dewasa semakin sedikit teman dekatmu, semakin mudah orang-orang datang lalu pergi dan hanya tinggal beberapa yang tetap ada. Banyak yang berkata bahwa semakin dewasa akan semakin sedikit waktumu untuk orang-orang itu, semakin merasa menyia-nyiakan waktu ketika kamu memilih untuk bersama temanmu dan dengan begitulah semakin mudah hubungan pertemananmu berakhir.

Saya memiliki beberapa teman dekat yang meski sekarang sibuk sendiri-sendiri tetap saja tiap hari punya obrolan di grup chat. Saya juga memiliki teman dekat yang bisa saya temui hampir setiap hari. Ada lagi beberapa teman yang meski tidak berkabar setiap hari, ketika bertemu akan tetap nyambung dan tetap asik. Ada yang dulu tak terlalu dekat namun karena sering bertegur sapa di media sosial jadi sangat dekat. Ada yang bahkan saya tidak tahu dan tidak ingat bagaimana dulu bisa berkenalan, namun akrab hingga sekarang. Ada orang-orang yang hanya dengan beberapa kali berbalas pesan jadi makin dekat. Ada yang hanya dengan satu hari ngobrol jadi klop. Dan saya sangat bersyukur telah memiliki mereka. Namun, ada juga yang lain. Ada teman yang tidak pernah lagi saya sapa, ada teman yang sudah jarang saya pedulikan kabarnya, ada teman yang sekarang hanya bisa saya ingat sebagai "teman lama".

Terkadang saya menyesali masa lalu, dimana saya membuat dan membiarkan teman dekat saya pergi hanya karena emosi-emosi sesaat. Terkadang saya terdiam malu mengingat lagi apa yang saya ributkan, apa yang saya permasalahkan, apa yang saya lakukan, hingga membuat orang-orang yang pernah menjadi teman dekat saya itu pergi dan membuat jarak. Juga kecewa ketika menyadari bahwa saya pernah menyakiti orang-orang itu, hingga mereka berbesar hati memaafkannya tanpa sempat saya meminta karena saya membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyadarinya. Yang lebih saya sayangkan lagi adalah hingga saat ini, mungkin belum semua teman itu mendengar maaf dari saya.

Sejujurnya ini tidak mudah. Meminta maaf kepada teman yang pernah kita sakiti bertahun-tahun yang lalu, mencoba meminta awal yang baru, dan menjalaninya dengan pemikiran yang berbeda. Saya masih terus mencoba. Tidak mudah juga untuk mencari dan menyapa lagi teman yang pernah begitu dekat namun bertahun-tahun hari ulang tahunnya kita lupakan dan kabarnya tidak kita pedulikan. Mengingat hal ini saya semakin menyadari, bahwa saya telah kehilangan begitu banyak teman.

Pernah saya berada di pemikiran bahwa tak masalah teman sedikit, asalkan loyal dan berkualitas. Lagi-lagi saya malu jika mengingatnya. Ternyata saya pernah begitu sombong, merasa tidak memerlukan orang lain, merasa tidak mempedulikan keberadaan orang lain, merasa orang lain tidak begitu berarti. Saat itu saya tidak pernah berpikir bahwa mungkin saja ada seseorang yang menganggap saya sebagai teman yang berharga, namun karena kesombongan saya dengan memiliki pemikiran itu, saya tidak menghargai keberadaannya. Tidak mudah untuk menyadari hal ini. Tidak mudah pula untuk keluar dari pemikiran ini.

Pernah pula saya begitu menutup diri untuk bergaul dan mencoba menjalin hubungan pertemanan dengan orang-orang baru, menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu karakter baru, membiarkan pergi waktu-waktu dimana seharusnya saya bisa menanyakan kabar teman-teman saya atau mungkin mendengarkan cerita mereka. Alasannya tidak pasti dan kadang tidak penting. Kadang hanya karena mood sedang tidak bagus, kadang karena pemikiran negatif muncul terlebih dahulu, kadang karena malas. Hingga akhirnya alasan-alasan itu tanpa disadari membuat jarak yang signifikan dalam hubungan pertemanan yang sudah terjalin.

Sekarang, mungkin saya belum terlalu berubah. Saya masih dalam proses untuk membuka selebar-lebarnya hati saya untuk menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru, memberanikan diri saya untuk menghubungi teman lama, menjaga dan terus menjaga pertemanan yang sudah ada, hingga pada akhirnya nanti saya sangat berharap saya memiliki keberanian dan kebesaran hati untuk mencoba memperbaiki hubungan pertemanan yang pernah saya rusak sebelumnya. Saya masih mencoba mencari pemikiran atau pandangan yang tepat untuk berpijak. Saya yakin tidak hanya saya yang pernah memikirkan hal semacam ini. Dan saya merasa entah kenapa lega telah menyadari hal ini.

Saya yakin tidak semua orang bisa cocok satu sama lain. Saya juga yakin tidak semua orang dapat menerima karakter orang lain. Hanya saja saya juga yakin, ada banyak orang yang dapat mentolerir perbedaan yang orang lain punya. Dan disitulah sebuah awal untuk menjalin pertemanan terlihat. Saya tidak akan memaksakan apa yang tidak bisa saya lakukan dan terima, tapi saya juga tidak akan memanjakan kesombongan saya untuk tidak mencoba dan berusaha melakukan apa yang mungkin bisa saya lakukan.

Saya yakin semua orang memiliki orang-orang itu. Yang telah lama tidak berkabar, yang telah jauh dari ingatan. Mungkin memang tidak sepenuhnya salah kita. Mungkin karena sudah berbeda orientasi, sudah beda kondisi, sudah beda pemahaman hingga rasanya tidak cocok lagi. Mungkin ada hal-hal yang membuat kita tidak bisa mengendalikan hubungan pertemanan itu lagi. Namun, lagi-lagi rasanya sayang ketika menyadari tidak memiliki orang-orang itu. Tidakkah kamu takut kehabisan waktu untuk memperbaiki hubungan-hubungan itu, untuk sekali lagi memberi tahu bahwa orang-orang itu berharga untuk kita, untuk menyampaikan betapa kita bersyukur pernah memiliki waktu yang baik bersama mereka, untuk membuat kenangan baru yang baik agar yang buruk tergantikan, untuk sekali lagi menjadi teman baik mereka.

Saya rasa setelah ini kita dapat menyimpulkan pemikiran yang berbeda-beda. Mungkin dengan solusi yang berbeda-beda juga. Tidak masalah, karena ini hanyalah isi kepala saya. Yang selalu random, yang suka memikirkan banyak hal, yang kadang seharian hanya terisi hal semacam ini. By the way, awalnya saya mau nulis ini sesimpel mungkin, tapi ternyata jadi panjang lebar hehehe. Oya, saya juga masih berproses dan terus membuka pikiran ya, jadi jangan terlalu berekspektasi saya akan sebaik itu hehehehehehe

You May Also Like

0 comments