Powered by Blogger.

SANDWICH TOAST

Feelings and thoughts of mine



Banyak orang menanyakan bagaimana rasanya hidup di jerman. Tentu menurut mereka ini pertanyaan mudah dan dangkal, kadang hanya pertanyaan basa-basi. Tapi bagi saya, pertanyaan ini selalu mengingatkan saya tentang bagaimana saya melewati empat tahun terberat dalam hidup saya. Banyak hal yang terjadi, banyak pemikiran dan pelajaran hidup yang mau tidak mau akhirnya membentuk saya menjadi saya yang sekarang ini.

Pergi ke jerman ternyata adalah keputusan terbesar yang mengubah hidup saya. Waktu itu memang sebuah mimpi untuk melanjutkan studi di luar negeri. Tapi sekarang, ini bukan hanya sekedar perjalanan melanjutkan studi. Pula mimpi ternyata berkembang jauh lebih besar lagi. Ini menjadi bagian dari perjalanan menjadi diri sendiri, menjadi pemilik hidup ini.

Saya baru benar-benar memahami bahwa saya berhak atas hidup saya setelah saya hidup disini. Hanya saya yang menentukan, hanya saya yang memutuskan, dan saya pula yang menjalani pilihan-pilihan yang saya buat sekaligus menerima setiap konsekuensinya. Tidak ada yang bisa diandalkan selain diri saya, tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah saya selain diri saya. Belajar perlahan mengubah keluh kesah menjadi pemikiran untuk mencari solusi, belajar menahan diri untuk tidak menyerah dan bangkit kembali. Harus memikirkan sendiri bagaimana membagi porsi; untuk memenuhi janji, untuk menyenangkan hati sendiri.

Perjalanan ini tidak lagi tentang harus cepat lulus dan melanjutkan studi ke negeri yang lebih jauh lagi. Tidak lagi tentang harus mengabulkan keinginan-keingian orang lain. Tidak lagi tentang harus memenuhi ekspektasi manusia-manusia yang bahkan tidak berpengaruh di hidup saya. Tidak lagi tentang harus menjadi idola yang dibangga-banggakan dimana-mana. Perjalanan ini lebih dari sekedar membahagiakan mereka. Perjalanan ini tentang saya mengenali siapa saya, tentang saya menjalani hidup saya, dan tentang saya mencari kebahagiaan untuk saya. Saya berhak atas hidup saya.

Tentu saja prosesnya tidak mudah, tapi tidak pernah pula saya menyesalinya. Saya merasa beruntung masa muda saya habis untuk mengeksplorasi diri sendiri, untuk memiliki mimpi, untuk menjalani kehidupan yang sangat berbeda, untuk membuka mata dan pikiran selebar-lebarnya. Saya merasa beruntung saya melewati hal-hal sulit yang membuat saya semakin kuat, semakin berani, dan semakin membuat saya memahami hal-hal yang sebelumnya saya nilai hanya dengan benar atau salah.

Empat tahun ternyata masih sangat kurang untuk benar-benar membangun diri. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan di kepala, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki, dan mimpi terus saja tumbuh dan berkembang. Masih selalu ada yang lebih menginspirasi, masih selalu ada yang harus dipelajari. Intinya, meski disini nggak seenak yang dibayangkan tapi tetap saja, disinilah saya menemukan diri saya.

Jadi, jika orang-orang bertanya bagaimana rasanya hidup disini, jawaban saya adalah "Berat, tapi saya menikmatinya."
July 18, 2017 No comments


Apalagi yang bisa kau harapkan? Kau sendiri yang memilih untuk beranjak pergi bahkan tanpa mengucap permisi. Kau bilang ini tentang menjalani kehidupan yang berantakan, kau bilang ini tentang menata perasaan yang masih penuh lubang. Kau bilang ini tentang menjaga hatiku, tapi sebetulnya kau tak tahu apapun tentang itu.

Kau sendiri yang memutuskan untuk berhenti, ketika sebelumnya bibirmu pula yang mengajakku berjanji. Katamu ini yang terakhir kali, lagi-lagi soal tak mau pergi. Kau tak pernah bertanya bagaimana rasanya merindu, karena katamu aku selalu di hatimu. Tak pula kau peduli tentang jarak, karena katamu hal itu tak akan bisa membuat retak.

Apalagi yang bisa kau harapkan dariku? Kau bahkan tak memiliki cukup cinta untuk memahami diri sendiri. Masih tak bisa mendengar hati, tak bisa pula mengenali siapa yang kau cintai. Katamu aku terakhirmu, katamu aku ujung pencarianmu. Kau bilang aku yang nomor satu, kau bilang aku yang terus tumbuh memenuhi hatimu.

Lalu apa yang kau harapkan? Sebuah pelukan untuk penyambutan? Atau seonggok hati yang kau pikir menunggumu untuk kembali?

Aku mencintaimu. Tapi maaf, aku tak sebodoh itu.
January 31, 2017 No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me

Anggun Mayasari
View my complete profile

Instagram

Categories

  • LYRIC (4)
  • POETRY PROSE (34)
  • THOUGHT (3)
  • TRAVEL DIARY (3)

Blog Archive

  • ►  2019 (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (29)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
  • ▼  2017 (2)
    • ▼  July (1)
      • Bagaimana Rasanya Hidup di Jerman? #sharing
    • ►  January (1)
      • Ketika Kau Datang Lagi
  • ►  2016 (9)
    • ►  October (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)

///

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates